Friday, June 21, 2013

Upaya mengatasi Kemacetan Jakarta

Tangerang, Salah satu masalah yang dialami kota kota besar adalah masalah kemacetan jalan, tidak terkecuali yang dialami kota Jakarta. Kemacetan yang terjadi jakarta bisa dibilang sudah semakin parah bahkan para pengamat memprediksi jakarta akan macet total pada tahun 2014. Untuk menghindari hal tersebut perlu dipikirkan ide ide yang benar benar baru dan segar untuk mengatasi persoalan tersebut. berbagai langkah sudah dilakukan pihak pihak terkait untuk mengatasi masalah tersebut, yang terakhir saya baca bahkan ada sayembara untuk mengatasi kemacetan di tol dalam kota, saya sangat sependapat dengan
acara acara seperti itu, karena bisa melibatkan semua lapisan masyarakat untuk menyumbangkan ide ide nya yang mungkin belum terpikir oleh orang lain. dari acara tersebut saya meyakini akan di hasilkan ide ide untuk mengatasi permasalahan tersebut. Di sini kita akan melihat kemacetan dari sisi saya seorang awam berdasarkan pengalaman setiap hari sebagai pengguna jalan. Tidak ada niatan saya untuk menggurui atau merasa lebih pandai dari orang lain. 

Sebelum berbicara mengenai solusi kemacetan kita harus bisa menjawab beberapa pertanyaan berikut :
  • Apakah penyebab kemacetan di Jakarta?
  • Kapan terjadinya kemacetan di Jakarta?
  • Apakah kemacetatan di Jakarta bisa diatasi?
  • Apa solusi untuk mengatasi kemacetan di Jakarta?
Dari pertanyaan pertanyaan tersebut mari kita coba jawab satu persatu supaya diperoleh gambaran yang jelas serta bisa diperoleh solusi untuk mengatasi permasalahan tersebut.

1. Apakah penyebab kemacetan di Jakarta?
Penyebab kemacetan diantaranya adalah :
  • Adanya pedagang pedagang yang berdagang di pinggir pinggir jalan yang semestinya tidak diperbolehkan untuk berjualan atau biasa disebut pasar tumpah.
  • Mobil mobil angkutan umum yang berhenti pada tempat yang tidak semestinya.
  • Adanya kecelakaan lalu lintas.
  • Adanya demonstrasi.
  • Adanya hujan, dan banjir.
  • Adanya pembangunan fasilitas jalan baru atau bangunan lain.
  • Adanya persimpangan jalan baik perempatan atau pertigaan jalan baik yang berlampu lalu lintas maupun yang tidak.
  • Jumlah kendaraan yang terus bertambah sementara kapasitas jalan tidak sebanding dengan penambahan jumlah kendaraan.
2. Kapan terjadinya kemacetan?
Kemacetan terjadi pada saat jam jam sibuk yaitu pagi hari pada saat jam masuk kantor atau masuk sekolah dan pada sore hari pada saat jam jam pulang kantor atau pulang sekolah. Secara teori dapat diartikan bahwa  kemacetan terjadi pada pagi hari mulai jam 07.00 s.d jam 9.00, dan pada sore hari dari jam 16.00 s.d 20.00, namun pada prakteknya dan yang sering saya alami kemacetan tidak mengenal jam, suka suka dia ajha gitu, mau jam berapa juga bisa macet. saya sempat kaget saya lewat suatu jalan sekitar pukul 23.00 dan masih macet juga. luar biasa memang. dibagian bawah nanti akan kita jelaskan kenapa hal tersebut bisa terjadi dan kira kira apa solusi yang bisa diambil.

3. Apakah kemacetan bisa di atasi?
Setiap orang yang ditanya pertanyaan ini pasti akan bingung menjawabnya, kira kira bisa gak ya? kalau diatasi mungkin terlalu berlebihan kalimatnya, saya coba sederhanakan menjadi apakah bisa dikurangi. Jadi apakah kemacetan bisa dikurangi? saya jawab seharusnya bisa. apa buktinya kalau kemacetan bisa dikurangi. Beberapa bukti berikut mungkin bisa sedikit menumbuhkan semangat kita kembali bahwa kemacetan bisa di kurangi :
  • Pada saat lebaran jalan jalan begitu lengang volume kendaraan berkurang drastis. bahkan orang ada yang menyebut bisa tiduran di jalan.
  • pada saat liburan sekolah volume kendaraan juga berkurang, walaupun tidak sedrastis pada saat lebaran.
  • Pada saat week end (hari sabtu dan minggu) volume kendaraan juga jauh berkurang dan jalan jalan cukup lancar di beberapa titik yang biasanya macet tidak terjadi kemacetan.
Dari bukti bukti diatas bisa di katakan kalau masalah kemacetan bisa dikurangi. dari bukti bukti tersebut bisa timbul rasa optimisme untuk mencari cara bagaimana mengatasi kemacetan.

4. Apa solusi untuk mengatasi kemacetan?
Sebagaimana telah dijelaskan di pertanyaan no 3, inti dari jawaban pertanyaan ke 4 ini adalah bagaimana cara me-week end kan jakarta pada hari hari kerja, bagaimana cara me-mudik kan jakarta sepanjang hari dan sepanjang bulan, dan bagaimana me-holiday kan Jakarta setiap hari. Kita berpikirnya mulai dari hal hal tersebut. Dari pertanyaan no 1 yaitu mengenai penyebab kemacetan kita akan mencoba membuat beberapa alternatif solusi yang diharapkan bisa mewujudkan ketiga hal tersebut tadi. Beberapa solusi adalah solusi yang umum diwacanakan di masyarakat dan beberapa ada ide saya yang menurut saya yang mungkin sudah ada yang pernah memikirkan diluar sepengetahuan saya.


  • Adanya pedagang pedagang yang berdagang di pinggir pinggir jalan yang semestinya tidak diperbolehkan untuk berjualan atau biasa disebut pasar tumpah. Penyebab yang ini sebenarnya cukup mudah untuk diatasi, dan saya setuju dengan program yang sedang dicanangkan sekarang yaitu dengan merelokasi para pedagang ke tempat yang semestinya boleh berjualan, memang tidak mudah untuk melakukan hal tersebut karena pasti akan ada pro dan kontra, namun dengan mempertimbangkan kepentingan kedua belah pihak yaitu antara pedagang dan pemerintah saya rasa hal tersebut akan bisa dilaksanakan, yang penting tidak ada kepentingan yang dilanggar atau dirugikan. 
  • Mobil mobil angkutan umum yang berhenti pada tempat yang tidak semestinya. Seperti halnya pasar tumpah penyebab kemacetan ini juga sudah cukup bisa di atasi oleh pemerintah, yaitu dengan memberikan skorsing terhadap angkutan umum yang membandel, skorsing berupa larangan beroprasi selama waktu tertentu, atau pemberhentian ijin trayek jika tetap membandel, hal tersebut akhir akhir ini cukup membuat jalan jalan yang biasanya banyak angkutan umum ngetem sekarang sudah mulai berkurang, contohnya di daerah pasar rebo, jatinegara, dll. Selain itu, sebaiknya di sosialisasikan terhadap pengemudi maupun pengguna jasa angkutan umum supaya tidak berhenti di sembarang tempat, terutama di perempatan, tikungan, atau persimpangan persimpangan jalan. jarak minimal berhenti adalah kurang lebih 50 meter dari persimpangan tersebut. Sosialisasi ini penting karena untuk menumbuhkan kesadaran di antara penumpang maupun juga pengemudi. tujuannya adalah supaya setiap penumpang memiliki kesadaran untuk tidak meminta berhenti di sembarang tempat, dan untuk pengemudi supaya tidak sembarangan menurunkan maupun menaikkan penumpang di sembarang tempat. Logikanya adalah, kalau kalau diperempatan sudah tidak ada penumpang yang akan naik, maka sopir juga tidak mungkin berhenti di perempatan tersebut, kecuali dihalte halte atau tempat yang diperbolehkan untuk menaikkan penumpang, yang notabene karena kesadaran penumpang sudah timbul maka penumpang tersebut menunggu di tempat yang seharusnya.
  • Adanya kecelakaan lalu lintas, Adanya demonstrasi, Adanya hujan, dan banjir. Ketiga hal tersebut  tidak perlu kita bahas panjang lebar, karena memang hal tersebut diluar kemampuan kita, dan hal tersebut juga tidak bisa kita pastikan. Kita hanya bisa berhati hati dan tetap kesadaran berlalu lintas kita tingkatkan, serta pengetahuan mengenai berlalu lintas harus kita kuasai. Untuk banjir dan hujan juga kita tidak bisa prediksi, namun bisa kita cegah. untuk pecegahan banjir bisa kita bahas di lain kesempatan dengan topik yang berbeda.
  • Adanya pembangunan fasilitas jalan baru atau bangunan lain. Ini merupakan konsekuensi dari peningkatan fasilitas jalan, untuk hal ini kita hanya bisa mengatur metode pekerjaan dan waktu yang tepat supaya bisa meminimalisir kemacetan yang bisa ditimbulkan. kalau untuk bangunan lain misalkan rumah tinggal atau kantor, dengan mengikuti peraturan yang ada seharusnya tidak akan menyebabkan kemacetan, seperti aturan mengenai garis sempadan bangunan, dll. jika bangunan kita sudah mengikuti aturan aturan tersebut saya rasa tidak akan berdampak signifikan terhadap kemacetan jalan.
  • Adanya persimpangan jalan baik perempatan atau pertigaan jalan baik yang berlampu lalu lintas maupun yang tidak. Di setiap persimpangan, baik ada lampu lalu lintas maupun tidak pasti akan mnyebabkan kemacetan, apalagi pada daerah dengan tingkat kepadatan lalu lintas yang cukup tinggi, hal ini bisa sedikit di atasi dengan memberlakukan sistem belok kiri langsung  yang seharusnya sistem ini sudah diterapkan di jalan jalan protokol maupun jalan jalan yang lain. selain itu di setiap persimpangan harus di buat jalan yang cukup lebar dan dengan radius belokan yang besar pula. Semakin besar radius tikungan tersebut akan semakin melancarkan kendaran yang melewati. Pengaturan lampu lalu lintas yang tepat juga bisa membantu kelancaran di persimpangan tersebut. Saya pernah membaca salah satu artikel yang cukup baik idenya, yaitu dengan membuat jalur satu arah, sehingga setiap jalur bisa terus berjalan tanpa harus berhenti untuk menyebrang. itu merupakan salah satu ide yang cukup bagus juga.
  • Jumlah kendaraan yang terus bertambah sementara kapasitas jalan tidak sebanding dengan penambahan jumlah kendaraan. Penyebab yang terakhir ini menurut saya adalah yang paling berperan dalam kemacetan yang selama ini terjadi, jumlah kendaran semakin bertambah seolah olah kita tidak berdaya untuk mencegahnya, pajak progressif yang diterapkan pemerintah juga belum bisa menahan laju penambahan kendaraan tersebut. dengan mudahnya pajak progressif tersebut diakali dengan cara mengatas namakan kendaran tersebut dengan nama saudara, anak, atau siapapun yang bisa dipercaya. Sebenarnya judul diatas juga sedikit kurang tepat, karena sebanyak apapun jumlah atau fasilitas jalan yang berikan pasti selalu tidak akan cukup dan selalu kurang dan kurang lagi, sepanjang apapun jalan yang akan dibangun tetap saja tidak akan pernah cukup, yang bermasalah itu bukan di fasilitasnya, namun pada jumlah kendaraan ada. Berikut beberapa hal yang bisa saya usulkan untuk mengurangi masalah kemacetan, beberapa hal adalah ide yang sudah ada dan mungkin akan segera dilaksanakan oleh pemerintah:

    1. Penerapan nopol ganjil genap dan gelap terang, ini adalah rencana pemerintah untuk mengurangi kemacetan yang beberapa waktu lalu cukup ramai diperbincangkan, sebenarnya program ini baik dan layak untuk dicoba, secara logika seharusnya program ini cukup bisa mengurangi volume kendaraan yang masuk, misalkan biasanya yang masuk 10 ribu bisa menjadi 6ribu atau 5 ribu kendaraan, kelemahan program ini adalah ada kemungkinan bukan makin mengurangi jumlah kendaraan, tapi malah makin menambah jumlah kendaraan, karena baru muncul wacana nya saja sudah banyak yang bersiap siap membeli mobil baru yang sengaja diatur menggunakan plat ganjil atau genap atau gelap atau terang warnanya. tujuannya tentu jelas, supaya setiap hari tetap bisa menggunakan mobil ke kantor walaupun apapun aturannya.  Mungkin ini salah satu hal penyebab sistem ini masih belum bisa di terapkan.
    2. Sistem Electronic Road Pricing (ERP), ini juga salah satu terobosan pemerintah untuk mengatasi kemacetan, yaitu dengan menerapkan sistem jalan berbayar untuk jalan jalan tertentu. 
    3. Peraturan batasan tahun kendaraan yang boleh lewat, saya lupa sepertinya ide ini juga sudah pernah ramai dibicarakan kapan munculnya saya sendiri kurang begitu tahu. dengan adanya peraturan ini bisa mengurangi jumlah kendaraan yang lewat, misalkan yang boleh lewat itu kendaraan dengan tahun mulai dari tahun 2000 an keatas, jadi tahun tahun dibawah itu tidak boleh masuk, kecuali mungkin pada saat week end atau hari libur baru diijinkan masuk. Selain itu juga bisa mengurangi dampak polusi udara.
    4. Mengatur jadwal libur setiap kantor, pertama mendengar ide ini mungkin terasa aneh, dan mungkin sulit untuk dilaksanakan karena akan menyebabkan pro dan kontra di setiap karyawan. hal ini bertujuan untuk mengurangi volume karyawan yang notabene menggunakan kendaraan pribadi. Teknis dari sistem ini adalah dengan cara memindahkan hari libur setiap kantor kususnya dengan karyawan yang cukup besar, misalkan PT. A dibuat libur hari sabtu minggu, sedangkan PT. B dibuat libur senen selasa, dan seterusnya. untuk uji coba bisa dilakukan dengan meliburkan salah satu atau beberapa kantor pada hari hari tertentu, sehingga bisa di lihat kantor kantor mana saja yang cukup "menyumbang" angka kemacetan terbesar. program ini patut dicoba, ingat bukti diatas pada saat week end dan hari libur tidak terjadi kemacetan. Sehingga program mem week end kan jakarta bisa berhasil. 
    5. Membuat peraturan pemakaian bus karyawan pada perusahaan perusahan dengan karyawan yang besar, program ini saya rasa akan sangat berhasil mengurangi volume kendaraan. Peraturan tersebut meliputi pemakaian bus karyawan, serta peraturan pemakaian mobil untuk kekantor berdasarkan besaran gaji. jadi misalkan gaji sekian sampai sekian boleh menggunakan mobil, sedangkan gaji dibawahnya bisa menggunakan bus karyawan. Di lapangan banya terjadi karyawan yang sebenarnya belum siap untuk naik mobil pribadi tapi oleh kantor sudah di sediakan mobil, shingga mau tidak mau harus dipakai juga. padahal dari segi gaji masih pas pasan untuk membeli bahan bakar dan untuk hidup.  untuk itu perlu di buat peraturan untuk mengatur hal tersebut. Dengan bus karyawan ini banyak sekali keuntungan yang bisa diperoleh, baik untuk pemerintah, karyawan, maupun perusahaannya. untuk pemerintah diuntungkan dengan cara, bisa membuat dan mengelola kantung kantung parkir yang bisa terintegrasi dengan angkutan umum juga, misalkan untuk dareah bekasi di tambun, atau di daerah tangerang misalkan di daerah islamic, dan lain lain. bisa dibayangkan keuntungan yang diperoleh pemerintah dari hasil penyediaan tempat parkir tersebut. tentu saja tarif yang di patok tidak boleh memberatkan karyawan. pengelolaan parkir ini bisa diserahkan ke masyarakat atau oleh pemerintah sendiri, secara tidak langsung bisa membuka lapangan pekerjaan baru. kantong kantong parkir ini sebaiknya disesuaikan dan diintegrasi dengan kendaraan umum yang sudah ada, misalkan trans J, dan lain lain. dengan bus karyawan ini diharapkan bisa membantu kekurangan armada pada trans J. Kalau perlu bus karyawan ini bisa masuk ke jalur trans J juga. untuk karyawan bisa mempermudah akses ke kantor, yang seharusnya naik motor atau mobil pribadi bisa naik bus, sehingga tidak capek serta ongkos pasti jauh lebih irit. kalau perlu bus tersebut disubsidi oleh perusahaan masing masing. sehingga perusahaan tidak perlu mengeluarkan uang transport untuk karyawan tersut. selain itu jam masuk kantor juga pasti akan lebih tepat waktu karena bisa berangkat dan pulang bersama sama.
    6. Memperbanyak pintu keluar tol, dan mengurangi pintu masuk tol, dengan begitu maka kendaraan yang akan masuk tol bisa sedikit di kurangi, namun kita mempermudah kendaraan keluar tol, sehingga volume kendaraan di jalan tol akan sedikit berkurang. tapi jika ide no 4 dan 5 bisa diterapkan maka saya rasa volume kendaraan yang akan masuk tol pasti banyak berkurang. 
    Demikan beberapa ide untuk mengatasi kemacetan kususnya di kota Jakarta, masih banyak ide ide lain yang mungkin jauh lebih baik dan patut untuk dicoba juga. jangan pernah putus asa untuk mengatasi kemacetan ini. setiap masalah pasti ada jalan pemecahannya. semoga dengan ide ide tersebut program untuk me-week end kan jakarta, me-mudikkan jakarta, dan me-holiday kan jakarta bisa di wujudkan. Selalu ingat kata kata ini, Setiap ide akan selalu dianggap gagal selama kita belum mencobanya, untuk itu yakinlah untuk selalu mencoba menerapkan ide ide yang ada untuk mengatasi permasalahan kemacetan.

    No comments:

    Post a Comment