Tangerang, Kalau berbicara tentang gaji pasti gak akan pernah cukup dan itu adalah memang sifat dasar manusia yang tak pernah merasa cukup, bawaannya selalu kurang, kurang, dan kurang terus. Pertama masuk kerja kita dapat gaji misalkan lima ratus ribu, gaji segitu dirasa kurang. Kemudian tahun berikutnya naik jadi satu juta, sudah tambah segitu katanya masih kurang juga. Tahun berikutnya naik lagi jadi lima juta, gaji
segitu masih kurang juga. Saya kira kalaupun gaji dinaikkan jadi lima puluh juta pasti dirasa masih kurang juga. Lalu bagaimana kalau sudah begitu, Salah satu jalan yang bisa diambil adalah dengan mengatur jumlah pengeluaran kita, jumlah pengeluaran kita sesuaikan dengan pemasukan kita, sehingga gaji berapapun yang kita dapatkan akan terasa cukup.
segitu masih kurang juga. Saya kira kalaupun gaji dinaikkan jadi lima puluh juta pasti dirasa masih kurang juga. Lalu bagaimana kalau sudah begitu, Salah satu jalan yang bisa diambil adalah dengan mengatur jumlah pengeluaran kita, jumlah pengeluaran kita sesuaikan dengan pemasukan kita, sehingga gaji berapapun yang kita dapatkan akan terasa cukup.
Lalu apa hubungan kemacetan dengan gaji?, kemacetan itu kalau saya perhatikan mempunyai pola yang mirip mirip dengan ilustrasi diatas. Gaji disini saya ibaratkan sebagai jalan dan pengeluaran itu saya ibaratkan sebagai kendaraaannya. Jadi kalimatnya berubah menjadi seperti ini, Selebar apapun atau sepanjang apapun jalan kalau tidak diatur kendaraan yang masuk maka kemacetan akan tetap ada, dan akan sulit untuk diatasi. Dengan rekayasa lalu lintas mungkin bisa mengatasi kemacetan tersebut, namun saya rasa hanya sementara waktu, ditahun tahun berikutnya akan kembali lagi seperti itu. Maka salah satu alternativ solusi yang bisa dicoba adalah dengan membatasi masuknya kendaran dan "memaksa" masyarakat berlaih ke transportasi massal. Jadi saya rasa menambah ruas jalan ataupun melebarkan jalan bukan merupakan solusi yang efektif untuk mengatasi masalah kemacetan.
Pada saat saya akan pergi ke bogor, saya lewat tol jagorawi dan terjadi kemacetan mulai dari Pancoran dan sepanjang jalur tol tersebut macet sampai cibubur. Kemacetan tersebut sebenarnya terus berlanjut namun saya tidak tahu sampai dimana karena saya putuskan untuk keluar tol cibubur dan membatalkan niat saya ke bogor. Sepanjang perjalanan saya berpikir, jalan yang sangat lebar saja masih tidak mampu menampung volume kendaraan yang lewat. Dalam hati saya berkata, berarti kesalahan bukan pada jalan rayanya, karena di tol tersebut terdapat empat jalur tambah jalur darurat. Dari sini ini maka dapat saya katakan solusi yang paling efektif adalah dengan mengatur volume kendaraan yang akan masuk ke dalam kota. Dalam tulisan saya yang lalu terdapat beberapa solusi untuk mengatasi masalah kemacetan. Dengan dukungan dari semua pihak saya rasa masalah kemacetan ini sedikit demi sedikit akan bisa diatasi. Amin
No comments:
Post a Comment