Foto: teropongbisnis.com |
Tangerang, Lebaran merupakan hari yang sangat dinantikan oleh hampir seluruh umat islam di dunia, khususnya di indonesia. Karena sebagian besar orang orang perantauan punya kesempatan untuk mudik ke kampung halaman masing masing dan berkumpul dengan anggota keluarganya yang lain. Namun saat saat menjelang lebaran seperti ini menghadirkan pula cerita yang sedikit mengusik hati saya dan mungkin juga dirasakan orang orang yang berada di posisi seperti saya. yang
saya maksud disini adalah adanya parcel atau bingkisan lebaran yang biasanya di berikan oleh suplier atau pihak pihak lain ke kita, selain parcel terkadang juga ada yang memberikan uang. Isi dari parcel terebut bisa bermacam macam, mulai dari makanan, minuman, baju, elektronik, bahkan sampai mobil juga ada. Kita tidak tau apa niat mereka dibalik pemberian tersebut. Apakah niatnya tulus untuk membantu ataukah ada niat niat lain yang kita tidak tau apa itu maksudnya. Biasanya berhubungan dengan pekerjaan yang sedang ditangani, apakah itu untuk memuluskan tagihan, atau supaya bisa ikut men suplai produknya, dll.
saya maksud disini adalah adanya parcel atau bingkisan lebaran yang biasanya di berikan oleh suplier atau pihak pihak lain ke kita, selain parcel terkadang juga ada yang memberikan uang. Isi dari parcel terebut bisa bermacam macam, mulai dari makanan, minuman, baju, elektronik, bahkan sampai mobil juga ada. Kita tidak tau apa niat mereka dibalik pemberian tersebut. Apakah niatnya tulus untuk membantu ataukah ada niat niat lain yang kita tidak tau apa itu maksudnya. Biasanya berhubungan dengan pekerjaan yang sedang ditangani, apakah itu untuk memuluskan tagihan, atau supaya bisa ikut men suplai produknya, dll.
Dalam dunia proyek sebenarnya wajar pemberian pemberian seperti itu, bahkan menurut teman teman saya yang lebih senior, mereka malah yang meminta ke suplier tersebut, tidak cuma barang melainkan uang juga mereka biasanya minta. Dan yang lebih gila lagi mereka berani memasang "tarif" pada saat meminta jatah tersebut. Dan suplier tersebut juga tidak keberatan dan sepertinya memaklumi permintaan tersebut. Pada saat saya tanya emangnya tidak takut kalau ketahuan kantor, katanya udah biasa yang kayak begitu. Dan kalau menurut salah satu dosen saya, selama tidak merugikan perusahaan hal itu boleh boleh saja. Namun bagi saya tetap menerima pemberian tersebut merupakan hal yang bertentangan dengan hati saya, apalagi sampai meminta seperti itu. Maka dari itu dari dulu sampai sekarang prinsip saya selama bisa ditolak maka saya akan menolak dengan baik baik. Bahkan pernah ada orang yang sampai marah marah karena saya menolak pemberian orang tersebut. Namun begitu saya jelaskan orang tersebut sedikit bisa menerimanya.
Ini baru pengalaman saya yang biasa berkutat di proyek proyek dengan nilai yang masih kecil, pada tingkat yang kecil seperti itu saja sudah banyak terjadi praktek praktek seperti itu. Saya berharap mudah mudahan hal tersebut hanya terjadi pada tingkat bawah saja.
No comments:
Post a Comment