Tangerang, Anda mungkin bertanya tanya apa pengaruhnya harga Bahan Bakar Minyak (BBM) dengan ilmu teknik sipil, kenaikan harga BBM mempengaruhi hampir seluruh aspek kehidupan masyarakat, mulai dari harga sembilan bahan pokok, tempat tinggal, transportasi, tidak terkecuali dibidang teknik sipil. Adapun dampak yang kelihatan nyata bagi dunia teknik sipil adalah meningkatnya harga harga material serta tuntutan
kenaikan upah pekerja. Hal itu pasti akan berpengaruh juga terhadap harga borongan pekerjaan, dengan meningkatnya biaya material dan upah maka otomatis harga borongan akan naik juga. Itu merupakan salah satu dampak nyata yang dialami oleh dunia teknik sipil. Tapi, justru saya tidak akan membahas dampak yang saya sebutkan tadi, tetapi saya akan membahas dampak lain dari kenaikan BBM ini dibidang lalu lintas dan kemacetan jalan. Kalau disikapi dengan baik maka kenaikan harga BBM ini bisa menjadi salah satu cara ampuh untuk mengurangi kemacetan. Bagaimana caranya dan kenapa bisa begitu? berikut penjelasannya.
Pada tulisan yang terdahulu yaitu upaya mengatasi kemacetan jakarta disitu saya jelaskan beberapa ide untuk mengurangi kemacetan di jakarta, pada intinya adalah bagaimana mengurangi jumlah kendaran yang melawati jalan jalan di ibukota. Jadi apa hubungannya dengan harga BBM? Hubungannya adalah dengan harga BBM yang naik cukup tinggi maka secara tidak langsung kita bisa memaksa para pengguna kendaran pribadi untuk beralih ke kendaraan umum, baik itu busway, bus karyawan, kereta, atau angkutan lainnya. Dengan catatan fasilitas angkutan umum kita sudah memadai. Akibat dari itu maka volume kendaraan akan jauh berkurang. Namun yang terjadi sekarang adalah kenaikan harga BBM belum memberikan dampak yang cukup signifikan terhadap pengurangan kemacetan di jakarta, walaupun ada beberapa yang sudah mulai beralih naik kereta. Kenapa bisa begitu? karena begitu harga BBM naik langsung harga harga kebutuhan dan transportasi langsung direncanakan naik juga. itu yang menurut saya kurang begitu tepat dan itu pula yang menyebabkan banyak sekali penolakan terhadap rencana kenaikan harga BBM ini. Saya berpendapat jika saja kenaikan harga BBM tidak disertai dengan kenaikan harga harga bahan kebutuhan yang lain pasti masyarakat akan menerima dan tidak akan ada penolakan. Karena setelah harga naik, tetap saja di semua SPBU banyak mobil maupun motor yang antri untuk membeli BBM. Logikanya kalau memang dengan harga baru tidak terjangkau oleh masyarakat maka pasti konsumsi BBM akan berkurang. tapi yang terjadi sama ajha tidak ada perubahan dari jumlah kendaraan yang mengisi BBM di SPBU.
Terus bagaimana caranya supaya harga harga yang lain tidak ikut naik? saya tidak tahu bagaimana cara pengelolaan keuangan di negara kita namun saya yakin bisa di lakukan. cara nya adalah dengan mengalihkan subsidi BBM menjadi subsidi bahan bahan pokok. dan pastinya subsidi terhadap angkutan umum. dengan diberikannya subsidi terhadap bahan bahan pokok dan angkutan umum, maka bisa diatur harga haga tersebut supaya tetap dan tidak perlu naik. Saya setuju sekali sekali dengan Gubernur Joko Widodo yang membatalkan rencana kenaikan tarif, karena dengan dinaikkan harga angkutan umum akan membuat orang orang kembali ke kendaraan pribadi. dengan diberikannya subsidi terhadap angkutan umum dan harga harga bahan pokok maka tidak perlu lagi pemberian BLSM terhadap masyarakat. Karena masyarakat kecil tidak terlalu terkena dampak dari kenaikan harga tersebut.
Kembali ke efek kenaikan harga terhadap kemacetan, jika ongkos angkutan umum yang sekarang bisa dipertahankan setelah diberikan subsidi, maka masyarakat akan bisa beralih ke angkutan umum karena jauh lebih hemat naik angkutan umum. Apalagi kalau MRT, Monorail sudah bisa beroperasi alangkah indahnya dunia transportasi di kota jakarta nantinya. Yang tidak kalah pentingnya adalah subsidi tersebut bisa tepat sasaran ke rakyat kecil, dan tidak perlu takut lagi subsidi tersebut salah sasaran.
No comments:
Post a Comment